Minggu, 17 Mei 2009

KOALISI UNTUK RAKYAT

KOALISI BERSAMA
ANDAI MEREKA BERSATU?
Suatu hari yang indah dan sangat bersejarah, saya melihat para petinggi negeri dan pucuk pimpinan partai bertemu dan berdialog untuk membahas berbagai masalah yang terjadi di negeri tercinta Indonesia, mereka adalah Susilo Bambang Yudoyono, Yusuf Kalla, Megawati Sukarnoputri, Prabowo Subianto, Wiranto, Hidayat Nurwahid dan Sutrisno Bachir. Mereka terlihat asik berdiskusi dengan melepaskan atribut dan egoisme masing-masing berdiri sama tinggi duduk sama rendah atas nama rakyat Indonesia. Akhirnya dari pembicaraan yang semakin sengit terbentuklah susunan kabinet “anak bangsa membangun negeri”. Susilo Bambang Yudoyono, sosok pemimpin yang peduli terhadap pemberantasan korupsi, dengan KPK-nya yang sampai saat ini bekerja cukup baik menangkap para koruptor dari kalangan birokrat, legislatif sampai para penegak hukum (jaksa), pelaksanaan peningkatan anggaran pendidikaan sesuai dengan amanat UUD 45 mencapai 20% dari APBN merupakan menipestasi dari sosok yang peduli pendidikan. Didampingi oleh Yusuf Kalla sosok pengusaha dan politikus senior ini mempunyai kemampuan dalam bidang ekonomi dan diplomasi dalam melakukan perdamaian seperti di poso dan beberapa daerah lainnya. Megawati Sukarnoputri sosok ibu yang bersahaja dengan jargon membela “wong cilik”, tentu saat ini sangat dibutuhkan oleh bangsa yang terus berjuang memberantas kemiskinan karena diantara pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang tapi masih terdengar masyarakat Indonesia yang kelaparan. Dengan konsep membela wong cilik diharapkan sosok Megawati mampu memberantas kemiskinan sehingga tidak lagi terdengar masyarakat Indonesia yang busung lapar, gizi buruk dan kehilangan tempat tinggal. Prabowo Subianto, Ketua HKTI sosok tokoh yang konsen terhadap nasib petani, nelayan dan pedagang kecil, mantan Danjen Kopasus ini jika benar dengan apa yang disampaikan pada saat kempanye tentu menjadi harapan baru bagi petani, nelayan dan pedagang kecil yang akan membawa perubahan kehidupan ekonomi mereka yang semakin terhimpit oleh bahan pokok impor, dan pasar-pasar modern (supermarket, Hyper market dan Mall). Sutrisno Bachir, Tokoh kalangan muda dari Partai Amanat Nasional dengan Motto “Hidup Adalah Perbuatan” mempunyai program 1 Triliun Rupiah bagi setiap desa per tahun, jika hal itu terjadi dapat dibayangkan pembangunan Infra Struktur (jalan, puskesmas, kantor desa dll) termasuk kesejahteraan aparat desa akan terjamin, Pembangunan ekonomi masyarakat yang dimulai dari desa tentu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Nasional. Wiranto, pucuk pimpinan dari partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), yang sudah bersumpah siap menghibahkan sisa hidupnya untuk melakukan perubahan demi kesejahteran masyarakat dengan mengedepankan hati nurani dari pada kepentingan perorangan dan golongan. Hidayat Nur Wahid, tokoh inteletual dari Partai Keadilan Sejahtera, selalu konsen terhadap perjuangan umat Islam baik dalam dan luar negeri. Andai mereka bisa mengalahkan egoisme masing-masing, bersatu membangun negeri. Tersusun dalam kabinet bersama, bersatu atau apapun namanya dengan konsep dan janjinya masing-masing kemudian dipadu dan diselaraskan untuk tujuan yang sama membangun negeri yang Baldatun Thoyibatun Warobbungofur. Sayang ayam berkokok terlalu nyaring sehingga membangunkan aku dari tidur nyenyak. semoga ini bukan negeri mimpi tapi negeri nyata yang gemah ripah repeh rapih toto tentram kerta raharja yang bernama Indonesia.

MATERI PAI KELAS VII SMT II

ABRAHAH DAN KEGAGALAN MENGHANCURKAN KA’BAH
Sebagian besar umat Islam mengenal nama Abrahah yang bermaksud menghancurkan Ka’bah (Kiblat umat Islam) di Makkah. Apalagi, peristiwa itu diabadikan dalam al-Qur’an surah Alkahfi (Gajah) ayat 1-5.
Disebutkan, Abrahah bersama pasukannya menunggang gajah (ashab alfil). Ada yang menyebutkan gajahnya hanya satu ekor, tapi ada pula yang menyebutkan 13 ekor , bahkan lebih. Menurut sebagian ahli tafsir, gajah itu bernama Mahmud.
Abrahah adalah gubernur Yaman setelah Yusuf Dzu Nuwas. Nama lengkapnya adalah Abrahah bin al-Asyam al-Habasyi. Menurut riwayat, peristiwa Abrahah bersama pasukannya itu menghancurkan Ka’bah terjadi pada tahun 571 M. Namun adapula yang menyatakan tahun 570 M. Akan tetapi, sebagian ahli tafsir menyakini bahwa peristiwa itu terjadi beberapa saat sebelum kelahiran Rasulullah SAW.
Dr Syauqi Abu Khalil, dalam bukunya Atlas Al-Qur’an, menyebutkan bahwa peristiwa penyerbuan tentara abrahah dengan maksud menghancurkan Ka’bah itu terjadi pada 20 April 571 M. Adapun maksud Abrahah menghancurkan Ka’bah adalah supaya dia bisa mengalihkan perhatian bangsa Arab dari Ka’bah ke Gereja Qullais yang ia bangun di Shan’a. Konon bangunan gereja Qullais ini sangat istimewa dan megah karena bahan-bahannya terbuat dari emas dan perak. Namun demikian, kemewahan dan kemegahan gereja tersebut tidak membuat para pedagang Arab ataupun lainnya mengalihkan perhatian dari Ka’bah.
Sebuah riwayat menyebutkan, ketika Abrahah bersiap-siap memasuki Makkah dan menyiapkan gajah yang besar ini untuk melanjutkan perjalanan, tiba-tiba gajah ini duduk menderum. Lalu mereka berusaha menyuruhnya berdiri, tapi mereka tidak mampu membuatnya beranjak dari tempat duduknya. Kemudian, mereka menghadapkannya kearah Syam (syiria), gajah itu pun berlari. Setelah itu mereka mengarahkannya ke Yaman, Sang Gajah itu pun melaju. Tapi, ketika diarahkan ke Makkah, gajah itu tak mau beranjak.
Didekat Makkah, Abrahah dan balatentaranya merampas harta masyarakat Arab . Diantara harta yang dirampas itu adalah unta milik Abdul Muthalib bin Hasyim, Kakek Rasulluloh SAW. Ketika Abdul Muthalib meminta unta tersebut, Abrahah terperanjat kaget seraya berkata, “apakah hanya 200 ekor unta ini engkau menemui ku, sementara engkau tinggalkan sebuah rumah yang menjadi agama mu dan agama nenek moyang mu. Kini aku datang untuk menghancurkannya, apakah engkau tidak hendak membicarakannya kepada ku?”
Abdul Muthalib berkata, “sesungguhnya, aku adalah pemilik unta ini dan sesungguhnya rumah itu sudah memiliki pemiliknya sendiri yang akan melindunginya dari mu.”
Yang menjadi penunjuk jalan bagi Abrahah dan pasukannya adalah seorang penghianat yang bernama Abu Righal. Sampai sekarang, masyarakt Arab masih biasa melempari kuburannya yang terletak di Mugammas dengan batu. Satu tempat yang berada di jalanan menuju Thaif.
Allah SWT mengirimkan burung-burung Ababil (serombongan demi serombongan ) untuk melempari pasukan Abrahah dengan batu yang terbuat dari tanah liat yang sudah terbakar. Lalu Dia menjadikan pasukan Abrahah seperti daun-daun yang dimakan ulat. Sebab angin mengembuskannya ke kanan dank e kiri sehingga beterbangan ke mana-mana.
Menurut Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Sejarah Hidup Muhammad, setelah gagal menghancurkan Ka’bah , Ia kembali lagi bersama pasukannya yang masih hidup ke Yaman. Sepanjang perjalanan, banyak anak buahnya yang meninggal dunia karena penyakit cacar. Abrahah sendiri menderita penyakit yang sama hingga ia meninggal dunia.
Pendapat serupa juga diungkapkan Martin Lings (Abu Bakar Sirajudin), dalam bukunya yang berjudul Muhammad. Ketika burung-burung Ababil melempari pasukan Abrahah dengan batu yang panas, semua menjadi kocar-kacir dan akhirnya cepat-cepat meninggalkan kota Makkah. Dan, Abrahah sendiritewas di kediamannya di Habasyah (Ethiopia, sekarang) karena cacar.
Disarikan dari sya, Islam digest Harian Republika, Ahad, 19 April 2009
untuk lebih mendekatkan kecintaan terhadap Nabi kita jawab pertanyaan berikut dengan mencari informasi pada bloger yang lain...
apa misi Nabi Muhammmad di utus oleh Allah SWT. kedunia ini?
bagaimana strategi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan misinya?
berapa lama Nabi Muhammad saw. berhasil menjalankan misinya?
Bagaimana cara meneladani akhlaq Nabi Muhammad saw.?
biografi Nabi Muhammad saw. tercinta....?

.